Kepada lelaki yang kupanggil Ayah

Teruntuk lelaki separuh abad yang namanya selalu aku sebut disetiap sujud, yang rela keringat disekujur tubuhnya jatuh hanya untuk kami (aku, ibu dan adik-adik).

Ini aku anak perempuan pertamamu ..
Gadis kecil yang dulu kau ajarkan cara berjalan, kau ajarkan hal-hal kecil yang sekarang menjadi penting, yang kau belikan sebuah sepeda mini pertamanya, yang kau turuti semua inginnya sampai (mungkin) kau muak dengan semua tangisannya.

Ayah, gadis kecilmu sudah besar, sekarang. Sudah genap 21tahun sejak 3bulan yang lalu. Tentunya kau lebih tau, bukankah aku gadis kecil kesayanganmu?

Tahukah Ayah bahwa aku sangat mengagumimu? Walau dalam diam, kaulah cinta pertamaku. Kau adalah lelaki pertama yang sangat amat aku sayangi. Siapa lagi kalau bukan kau yang rela mengahabiskan sisa umurnya untuk tetap mencari nafkah, tetap melindungi tanpa pernah lelah, tetap memberikan yang paling terbaik.

Tak pernah aku dengar keluh kesahmu, walaupun aku tau otakmu pasti dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang membuat kau kurang tidur dan tidak enak makan. Aku tidak pernah melihatmu meneteskan air mata. Aku tidak pernah mendengarmu berkata; capek. Ayah, kau orang yang paling hebat menyembunyikan kesedihan ..

Aku bangga, Ayah! Apapun kau lakukan untukku (untuk kami).
Aku tau cintamu lebih besar dari laki-laki mana pun yang mengaku mencintaiku. Kau laki-laki paling pengertian sejagat raya. Yang paling melindungiku dari apapun yang mengancamku. Lelaki yang setiap hembusan nafasnya berdoa untuk keluarganya. Lelaki yang rela berpeluh darah demi keluarganya..

Terkadang Ayah hanya diam saat aku pulang terlalu malam, padahal dari raut wajahmu tersimpan kemarahan. Walaupun ayah tidak pernah marah, tapi aku tau Ayah sangat kesal. Ayah yang tak pernah membentak anak perempuannya walaupun dibuat jengkel, Ayah yang selalu paling bawel jika anak perempuannya sedang di luar rumah, Ayah yang kontaknya tidak pernah absen di layar ponselku. Ayah yang selalu meminta Ibu untuk mengawasiku, Ayah yang selalu bertanya tentang perkembanganku lewat Ibu ..

Kenapa ayah tak pernah bicara langsung? Kenapa khawatir Ayah selalu melalui Ibu? Ya.. ya.. aku tau, Ayah tidak ingin menyakiti hati anak perempuannya dengan kata-kata bukan?
Asal Ayah tau.. aku masih ingin jadi gadis kecilmu ..
Jika dewasa tak diharuskan, aku akan menolak menjadi dewasa. Jika aku hanya boleh mencintai satu laki-laki di dunia ini, aku pasti memilih ayah untuk aku cintai seumur hidupku.

Ayah, kini wajahmu sudah mulai keriput, urat-urat di tanganmu mulai mengencang, rambutmu mulai putih dan matamu mulai minus. Ayah .. aku ingin selalu bisa membuatmu bahagia. Terima kasih untuk kasih sayangmu yang (mungkin) tidak akan pernah terbalas. Tapi aku selalu berusaha membalas semua, Ayah.

Aku selalu berdoa kepada Allah agar Ayah kuat dalam menghadapi kehidupan, agar Ayah sehat dan diberi umur panjang. Aamiin!

Ayah .. Ayah pasti ingin melihat gadis kecilnya tumbuh jadi perempuan seutuhnya kan? Sampai ada seorang laki-laki menghadap kepadamu, meminta aku pada Ayah, kemudian menerima ijab dari Ayah atas diriku. Tapi kata Ibu, Ayah belum rela jika anak perempuannya ini dibawa laki-laki pilihannya nanti. Aku sangat mengerti, Ayah. Tenang saja, posisi ayah dihati tidak akan pernah terganti oleh laki-laki manapun.

Aku janji. 🙂

Gadis kecilmu.

Leave a comment